Quo Vadis Dunia Pendidikan Unsrat

1:07:00 PM

Catatan Bryant - Baru saja saya hendak beranjak dari tempat saya menulis ketika mata saya tertuju pada suatu foto yang ada di kabar berita facebook saya.
"Harian Komentar Edisi Sabtu 12-07-2014"
Setelah sebelumnya civitas academica Universitas Sam Ratulangi digemparkan dengan tragedi 5 maret, kini kembali ada sedikit riak dalam dinamika dunia pendidikan di kampus Unsrat.

Sebagai salah satu bagian dari Universitas ini saya tentu tidak ingin hal ini mempengaruhi stabilitas kegiatan akademik di Unsrat.

Adapun dalam post ini saya tidak ingin membuat kontroversi dengan memuat post tentang pandangan saya tentang suksesi pemilihan rektor Unsrat, namun saya hanya ingin menyampaikan kepedulian saya terhadap universitas ini.

Sungguh, pembenahan dalam hal pendidikan tinggi jauh lebih penting daripada sekedar mempertahankan 'status quo'  oleh beberapa kalangan elit di kampus ini.
Memang, kehadiran top executive sangat berpengaruh dalam berbagai kebijakan di kampus ini, tapi pada kenyataannya toh sampai saat ini kegiatan di Unsrat masih berjalan cukup kondusif dengan adanya pelaksana harian tugas Rektor oleh Prof. Dr. Ir. Jeany Polii-Mandang selaku Wakil Rektor Bidang Akademik.

Pembenahan yang sudah lama ditunggu-tunggu disambut dengan adanya harapan bahwa semuanya akan segera terealisasi dengan terbentuknya senat Universitas yang baru. Namun adanya tuntutan diatas membuat agenda pemilihan rektor bisa saja tertunda lagi.

Imbasnya pada mahasiswa, ada begitu banyak organisasi mahasiswa intra kampus yang terbengkalai seiring belum adanya kepastian pemilihan rektor baru. Kegiatan memang tetap berjalan, tapi keabsahan, legalitas, dan bahkan untuk pengadministrasian masih terbilang amburadul, masalah disposisi dan banyak lagi hal lainnya mengindikasikan bahwa sebenarnya ada begitu banyak hal yang harus dikerjakan oleh para petinggi Unsrat. Bukan hanya berkutat pada lingkup saling menuntut ataupun saling memperebutkan posisi.

Sekali lagi, mempertahankan status quo sebenarnya masih kalah penting dengan yang namanya 'quo vadis dunia pendidikan Unsrat' yang saat ini masih terombang-ambing dengan tidak adanya keputusan tetap untuk memijakkan kaki pada posisi yang kokoh dalam menjalani dinamika kehidupan di dunia kampus.

Harapan saya kedepan, bahwa para petinggi Universitas Sam Ratulangi dapat mengedepankan visi "sitou timou tumou tou" daripada "homo homini lopus".


*Kamus Istilah:
status quo
Status quo berasal dari bahasa Latin, artinya 'keadaan tetap sebagai­mana keadaan sekarang atau sebagaimana keadaan sebelumnya'.
Jadi, mempertahankan status quo berarti mempertahankan keadaan sekarang yang tetap seperti keadaan sebelumnya.
quo vadis
Quo vadis adalah sebuah kalimat dalam bahasa Latin yang terjemahannya secara harafiah: "Ke mana engkau pergi?"
civitas academica
Arti idiomatisnya “kelompok/komunitas/warga akademik”.
sitou timou tumou tou
Bahasa Minahasa: "Manusia hidup untuk menghidupi/mendidik/menjadi berkat bagi orang lain" artinya manusia baru dapat disebut sebagai manusia, jika sudah dapat 'memanusiakan' orang lain
homo homini lopus
adalah sebuah kalimat bahasa latin yang berarti manusia adalah serigala bagi sesama manusianya.

You Might Also Like

6 komentar

Terima Kasih Untuk Komentar Anda.

Kategori

Catatanku (40) Catatan Ringan (17) Galeri (16) Kampus (16) Motor (14) Opini (14) Pengalaman (13) CB150R (12) Blogging (11) Acara (10) Photo Story (10) Travel (9) Perayaan (7) Bisnis (6) Fotografi (4) Kehidupan (4) Pelajaran Hidup (4) Politik (4) Monetize (3) Sahabat (3) Tekno (3) Event (2) Hobi (2) Keluarga (2) Kuliner (2) Motivasi (2) Pemerintahan (2) Post by Email (2) Sulawesi Utara (2) Abstrak (1) Adventure (1) Broadcasting (1) Film (1) Kesehatan (1) Menulis (1) Radio (1) Review (1)

Catatanbryant.com